Cerita Dewasa - Awalnya Kenak Rajia Malah Ngentod Dengan Polwan Cantik Banget

Cerita Dewasa Om - Aku tak mengenakan helm karena aku terburu-buru pergi ke tempat pacarku. Apesnya, aku dihadang sama polisi. Polisi itu naik mobil, tiba-tiba dgn cepatnya memotong jalanku, aku kaget hampir saja kutabrak mobil polisi itu. Aku rem mendadak motorku, karena terjadi hentakkan, jadi tubuhku hilang keseimbangan lalu aku terjatuh dari motorku. Aku terguling-guling di jalan. Tapi syukurlah aku tdk apa-apa hanya lecet biasa.

Cerita dewasa, cerita seks, cerita sex, cerita hot, kumpulan cerita dewasa
Awalnya Kenak Rajia Malah Ngentod Dengan Polwan Cantik Banget

Pada saat aku masih dlm keadaan telungkup, aku lihat pintu mobil polisi itu terbuka. Tapi anehnya, aku sepertinya kok melihat kaki seorang wanita. Kakinya yang putih bersih dan indah itu kini berada tepat di wajahku, kutegakkan kepalaku. Betapa terkejutnya aku, mataku seperti melihat “hutan belantara” di antara kedua kaki yang jenjang itu. Setelah kuperhatikan baik-baik, ternyata dia seorang polwan, dan di dada kirinya tertulis namanya, ANA. Dia cantik sekali dan ohh.., body-nya mantap sekali. Aku jadi bengong, dan, “Plaaakkk..!” sebuah tamparan mendarat di pipi kananku.

“Heiii, apa yang Kamu lihat..? Ayo sekarang serahkan surat-suratmu mu cepaattt..!” bentaknya.

Aku jadi kaget dan segera kuambil dompet dari saku celanaku, lalu kuambil SIM dan STNK, lalu kuserahkan padanya. Sementara dia melihat suratku, aku pandangi lagi dia ohh.., betapa cantik polwan ini.

Aku perkirakan umurnya paling masih sekitar 20 tahun. Samar-samar di dlm mobil ada polisi cewek satu lagi, dia seumur denganya tetapi pangkatnya lebih rendah, kalau tdk salah sersan dua. Kakinya putih tetapi tdk semulus polwan yang tadi. Lalu tanpa kusadari, Letnan Veronika mengambil sesuatu dari dlm mobil, dia berjalan menuju hidung mobil, lalu dia membungkukkan badannya untuk menulis sesuatu. Pada posisi nungging, aku lihat lagi body-nya yang waaaooowwww selangit deh… Tanpa kusadari, “tititku” mengeras perlahan. Setelah itu dia tegakkan badannya, terus berkata,

“Eee.. saudara Indra, Anda Kami tilang karena Anda tdk memakai helm. Sidang akan dilaksanakan besok lusa. Jangan lupa Anda harus hadir di persidangan besok. Oke..?”
“Tapi Bu, besok Saya tdk bisa hadir, soalnya pada hari itu Saya harus mengantar pacar yang akan diwisuda. Jadi Saya minta tolong sama Ibu, bagaimana dech baiknya agar persoalan ini selesai..?” Lalu dia bilang,
“Do you have some money..?”
“Aduh, maaf sekali Bu, Saya sama sekali tdk membawa uang sepeser pun.” jawabku.
“Baiklah, kalau begitu SIM-mu Aku tahan dulu, Tapi nanti malam Kamu harus pergi ke rumah Saya. Dan ingat..! Kamu harus datang sendiri. Oke..? Ini alamatku. Jangan lupa lho, Aku tunggu jam 7 malam.” Dia pergi sambil mengerdipkan matanya kepadaku.

Aku terkejut, tetapi juga seneng banget, pokoknya seneng dech. Aku sampai di rumahnya sekitar jam 7 dan langsung mengetuk pintu pagarnya yang sudah terkunci. Tak lama kemudian, Ibu Veronika muncul dari dlm dan sudah tahu aku akan datang malam itu.

“Ayo Daniel.., masuk. Aku sudah lama nunggu lho, sampai basah pantatku duduk terus dari tadi..” sapanya.
“Aaahhhh.. Ibu bisa aja…” jawabku.
“Maaf.., pintunya sudah digembok, soalnya Aku tinggal sendiri, jadi harus hati-hati.” sambutnya.
“Oh.., jadi Ibu belum menikah too..? Sayang lho..! Wanita secantik Ibu ini belum menikah..” kataku merayu.
“Aaaa.. Kamu ngerayu ya..?” tanyanya.
“Enggak kok Bu, Saya berkata begitu karena memang kenyataannya begitu. Coba Ibu pikir, Ibu sudah mapan hidupnya, cantik luar-dlm, dan sebagainya dech…” jelasku.

“Ehh.. Aku cantik luar-dalam, apa maksud Kamu..?” tanyanya lagi.
“Haduuhh.., gimana ya, malu Aku jadinya..?” jawabku.
“Kamu nggak perlu malu-malu mengatakannya, Kamu ingin SIM Kamu kembali nggak..?” ancamnya.
”Eee.. sekarang gini aja, Kamu udah punya pacar khan..? Sekarang Saya tanya, kenapa Kamu memilih dia jadi pacar Kamu..?” tanyanya lagi.

“Eee.. jujur aja Bu, dia itu orangnya cantik, baik, setia dan cinta sama Saya, that?s all..”
“Kalau seumpama Kamu disuruh milih antara Saya dan pacar Kamu, Kamu pilih Saya atau pacar Kamu sekarang..? Bandingkan aja dari segi fisik, Oke.. Saya atau Dia..?” tanyanya memojokkanku.
“Eeee… Anu.. anu… eee..,” aku dibuat bingung tdk karuan.
“Ayo.. jawab aja..! Kalau Kamu tdk jawab, SIM Kamu tdk kukembalikan lho..!” ancamnya lagi.
“Waduhhh.., gimana ya..? Ehmmm.., baiklah, Saya akan jawab sejujurnya. Saya tetap akan memilih pacar Saya sekarang.” jawabku.

“Wow.., kalau begitu dia lebih cantik dan semok dong dari Saya..?” jawabnya lirih.
“Eeee.. bukan begitu Bu, Saya memilih pacar Saya walaupun Dia sebetulnya kalah cantik dari Ibu, dan segalanya dech..!” jawabku.
“Ahh… yang benar, jadi Aku lebih cantik dan semok dari Dia..?” tanyanya lagi.
“Jujur saja.., ya.. ya.. ya..” jawabku mantap.
“Ohhh..,Aku jadi tersanjung dan terpikat dgn jawabanmu tadi..,” katanya girang,
“Wah.. jadi lupa Aku, Kamu nonton TV aja dulu di ruang tengah, Aku mau ambil SIM Kamu di kamar.., Oke..?” pintanya.

Lalu aku menuju ke ruang tengah, kuputar TV. Secara tdk sengaja, aku melihat tumpukan VCD. Aku tertarik, lalu kulihat tumpukan VCD itu, lalu, ohhh astaga, ternyata tumpukan VCD itu semuanya film “XXX”, aku terkejut sekali melihat tumpukan film “XXX” itu. Sebelum aku melihat satu-persatu, terdengar bunyi pintu dibuka. Lalu, ohhh, aku terkejut lagi, Ibu Veronika keluar dari kamarnya hanya menggenakan daster pink transparan, di balik dasternya itu, bentuk buah dadanya terlihat jelas, terlebih lagi putting susunya yang menyembul bak gunung Semeru. Begitu ia keluar, mataku nyaris copot karena melotot, melihat tubuh Ibu Veronika. Dia membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas.

“Kenapa..? Ayo duduk dulu..! Ini SIM Kamu.. Aku kembalikan..” katanya.

Wajahku memerah karena malu, karena Ibu Veronika tersenyum saat pandanganku terarah ke buah dadanya.

“SIM Kamu, Aku kembalikan, Tapi Kamu harus menolong Saya..!” Ibu Veronika merapatkan duduknya di karpet ke tubuhku, aku jadi panas dingin dibuatnya.
“Ndraa..?” tegurnya ditengah-tengah keheninganku.
“Ada apa Bu..?” tubuhku bergetar ketika tangan Ibu Veronika merangkulku, sementara tangannya yang lain mengusap-usap daerah “XXX”-ku.
“Tolong Ibu Veronika ya..? Dan janji, Kamu harus janji untuk merahasiakan hal ini, kalau tdk aku DOR Kamu..!” pintanya manja.
“Tapi … Saya.., anu.., eee..”
“Kenapa..? Ooooo.. Kamu takut sama pacar Kamu ya..?” katanya manja.

Wajahku langsung saja merah mendengar perkataan Ibu Veronika,

“Iya Bu…” kataku lagi.
“Sekarang Kamu pilih disidang atau pacar Kamu..?” ancamnya.

Dia kemudian duduk di pangkuanku. Bibir kami berdua kemudian saling berpagutan. Ibu Veronika yang agresif karena haus akan kehangatan dan aku yang menurut saja, langsung bereaksi ketika tubuh hangat Ibu Veronika menekan ke dadaku. Aku bisa merasakan puting susu Ibu Veronika yang mengeras. Lidah Ibu Veronika menjelajahi mulutku, mencari lidahku untuk kemudian saling berpagutan bagai ular. Setelah puas, Ibu Veronika kemudian berdiri di depanku yang dari tadi masih melongo, karena tdk percaya pada apa yang sedang terjadi. Satu demi satu pakaiannya berjatuhan ke lantai. Tubuhnya yang polos tanpa sehelai bnenangpun seakan akan menantang untuk diberi kehangatan olehku.

“Lepaskan pakaiannmu Ndraaa..!”

Ibu Veronika berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi tubuhnya.

“Ayooo.. cepat dong..! Aku udah nggak tahan nich.. ohhh..” Ibu Veronika mendesah tdk sabar.

Aku kemudian berlutut di sampingnya. Aku bingung dan tdk tahu apa yang harus dilakukan, karena malu.

“Ndraaaa.. letakkan tanganmu di dadaku, ayo ohhh..!” pintanya lagi.

Dengan gemetar aku meletakkan tanganku di dada Ibu Veronika yang turun naik. Tanganku kemudian dibimbing untuk meremas-remas buah dada Ibu Veronika yang super montok itu.

“Oohhh… enakk.., ohhh… remas pelan- pelan, rasakan putingnya menegang..” desahnya.

Dengan semangat aku melakukan apa yang dia katakan. Lama-lama aku jadi tdk tahan, lalu,

“Ibu.. boleh Saya hisap susu Ibu..?” Ibu Veronika tersenyum mendengar pertanyaanku, dia berkata sambil menunduk,
“Boleh Sayang… lakukan apa yang Kamu suka..” Tubuh Veronika menegang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulutku yang sekarang mulai garang itu di susunya.
“Oohhh… jilat terus Ndraaaa..! Ohhh…” desah Ibu Veronika sambil tangannya mendekap erat kepalaku ke buah dadanya.

Aku lama-lama semakin buas menjilati puting buah dadanya, mulutnya tanpa kusadari menimbulkan bunyi yang nyaring. Hisapanku semakin keras, bahkan tanpa kusadari, aku menggigit-gigit ringan putingnya yang ohhh.

“Emmm… nakal Kamu…” Ibu Veronika tersenyum merasakan tingkahku yang semakin “Jozzz” itu. Lalu aku duduk di antara kedua kaki Ibu Veronika yang telah terbuka lebar, sepertinya sudah siap tempur.

Ibu Veronika kemudian menyandarkan punggungnya pada dinding di belakangya.

“Ayo, sekarang Kamu rasakan meqi ku..!” ia membimbing telunjukku memasuki liang senggamanya.
“Hangat, lembab, sempit sekali Bu…” kataku sambil mengucek kedalaman lubang kemaluanya.
“Sekarang jilat ‘k0ntol kecil’-ku..!” katanya.

Perlahan-lahan lidahku mulai menjilat klitoris yang mulai menyembul tinggi sekali itu.

“Terus.. ooohhh.. ya.. jilat.. jilat. Terus.. ohhh…” Ibu Veronika menggerinjal-gerinjal keenakan ketika klitorisnya dijilat oleh mulutku yang mulai asyik dgn tugasnya.
“Gimana.., enak ya Bu..?” aku tersenyum sambil terus menjilat.
“Oohh.. Ndraaaa…” tubuh Ibu Veronika telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-rintih keenakan.

Lidahku semakin berani mempermainkan klitoris Ibu Veronika yang makin bergelora dirangsang birahi. Nafasnya yang semakin memburu pertanda pertahanannya akan segera jebol. Dan aku akan unggul 1-0, ee… emangnya main bola. Lalu,

“Oooaaahhh… Ndraaaa..!” Tangan Ibu Veronika mencengkeram pundakku yang kokoh bagaikan tembok raksasa di China, sementara tubuhnya menegang dan otot- otot kewanitaannya mulai menegang, dan muncratlah ‘lahar’Ibu Veronika di mulutku.

Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah kuberikan.

Hmmm… Kamu sungguh lihai Ndraaaa… Sekarang coba gantian Kamu yang berbaring…” katanya. Aku menurut saja. Batang kejantananku segera menegang ketika merasakan tangan lembut Ibu Veronika yang mulai mempermainkan senjata keperkasaanku.

“Wah.. wahh… besar sekali. Oh my god… Ohhh…” tangan Ibu Veronika segera mengusap-usap batang keperkasaanku yang telah mengeras tersebut.

Segera saja benda besar dan panjang itu mulai berdenyut-denyut dan dimasukkan ke mulut Ibu Veronika. Dia segera menjilati batang kemaluanku itu dgn penuh semangat. Kepala kejantananku itu dihisapnya keras-keras hingga aku jadi merintih keenakan.

“Ahhh… enakkeee.. rekkk..!” aku tanpa sadar menyodokkan pinggulku untuk semakin menekan senjata keperkasaanku agar makin ke dlm mulut Ibu Veronika yang telah penuh oleh batang kejantananku.

Gerakanku makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Ibu Veronika.

“Ooohhh Bu.. oohhh.. mulut Ibu memang sakti.. ohhh.. I?m coming… ohhh…” Muncratlah laharku di dlm mulut Ibu Veronika yang segera menjilati cairan itu hingga tuntas.. tas.. tas.. plass.
“Hmmmm… agak asin rasanya Daniel punyamu.., Tapi enak kok…” Ibu Veronika masih tetap menjilati kemaluanku yang masih tegak bagaikan tugu Monas di Jakarta, menara Piza di Italy, menara Eiffel di Paris.
“Sebentar ya.., Aku mau minum dulu..” katanya setelah selesai menjilati batang kejantananku.

Ketika Ibu Veronika sedang membelakangiku sambil menenggak air putih dari kulkas. Aku melihat body yang wuih dan itu ohhh, pantat yang bulat. Aku memang suka pantat yang bulat dan menantang. Aku tdk tahan cuma melihat dari jauh, lalu aku berdiri dan berjalan menghampirinya, lalu mendekapnya dari belakang.

“Ndraaaa.. jangan nakal dong, biar Ibu minum dulu..!” katanya manja.
“Aku tdk tahan melihat pantat ibu yang menantang itu.” kataku tak sabaran.
“Kamu suka pantatku, kalau gitu Kamu tentu mau kalau nanti pantatku mendapat giliran untuk Kamu obok-obok, bagaimana Daniel..? Mau ngobok- ngobok pantat Ibu..?” tanyanya. Aku terima tantangannya.
“Ohhh.., memang benar- benar mantaapppp…” aku berkata sambil mengelus-elus pantat Ibu Veronika.

Lalu aku jongkok agar dapat jelas melihat, kusentuh lembut pantat itu dgn tanganku. Terus kucium, kuelus lagi, kucium lagi terus kujilat, lalu kubuka belahan pantat itu. Ohhh.., terhampar pemandangan indah dgn bau yang khas, lubang yang sempit, lebih sempit dari yang di depan dan sekitarnya ditumbuhi bulu-bulu yang lumayan lebat. Lalu kujulurkan jari telunjukku ke lubang yang sempit itu.

Waktu aku coba memasukkan jariku ke lubang itu, terdengar jeritan kecil Ibu Veronika.

“Ndra.., jangan keras-keras ya, nanti sakit.. lho…” Lalu aku mulai memasukkan step by step.

Waktu jariku menembus lubang itu sepertinya tanganku mau disedot masuk ke dlm.

“Lubang Ibu nakal juga ya, masa jariku mau dimakan juga..?”
“Akhhh… Kamu nakal dech.., ohhh Daniel.. coba sekarang Kamu jilat ya..?” pintanya.

Lalu kutarik jariku dari dlm lubang itu, lalu aku mulai menjilati lubang itu ehhmm.., lumayan juga rasanya, asin-asin gurih. Sementara itu, Ibu Veronika terdengar merintih keenakan. Lama-lama aku tdk sabar, dan terus kuberdiri dan tanpa basa-basi, aku langsung membalikkan badannya. Terus kulahap gundukan-gundukan daging di dada Ibu Veronika dgn nikmat. Sementara itu, Ibu Veronika mulai mendesah-desah dan menggelinjang. Kepalanya mendongak ke atas dan matanya terpejam. Goyangan- goyangan lidahku yang terus menjilati puting susu Ibu Veronika yang tinggi dan lancip begitu bertubi-tubi tanpa henti. Ibu Veronika menggerinjal-gerinjal dgn keras.

“Aaaaggghhhh… oooohhh… ooooohhh…” desahan- desahan kenikmatan semakin banyak bermunculan dari mulut Ibu Veronika.

Geliat- geliatan tubuhnya semakin menjadi-jadi karena merasa sensasi yang luar biasa akibat sentuhan-sentuhan mulut dan lidahku pada ujung syaraf sensitif di buah dadanya. Urat-urat membiru pun mulai menghiasi dgn jelas seluruh permukaan buah dada yang super montok itu. Masih dgn mulutku yang tetap berpetualang di dada Ibu Veronika yang juga masih menggelinjang, aku membopong Ibu Veronika ke kamar. Kujatuhkan tubuh Ibu Veronika di atas kasur spring bed yang sangat empuk.

Saking keras jatuhnya, tubuhnya yang aduhai itu sempat terlontar-lontar sedikit sebelum akhirnya tergolek pasrah di atas ranjang itu. Setelah itu, Ibu Veronika tetelentang di kasur dgn kaki-kakinya yang jenjang terjulur ke lantai. Tubuh bugilnya yang putih dan mulus beserta buah dada yang montok dgn puting susu nan tinggi yang teronggok kokoh di dadanya, memang sebuah pemandangan yang amat menawan hati. Lalu aku berlutut di lantai menghadap selangkangan Ibu Veronika. Kurenggangkan kedua kakinya yang menjejak di lantai.

Dengan begitu aku dapat memandang langsung ke arah selangkangannya itu. Bulu-bulu kemaluan yang tumbuh di padang rumput tipis yang menghiasi wilayah sensitif itu begitu menggelora nafsu birahiku. Aromanya yang segar dan harum membuat nafsuku itu kian meninggi. Kudekatkan mulutku ke bibir meqinya dan kujulurkan lidahku untuk mencicipi lezatnya lubang itu. Tubuh Ibu Veronika terlonjak keras ketika kucucukkan lidahku ke dlm liang senggamanya. Kukorek-korek seluruh permukaan lorong yang gelap itu. Begitu hebat rangsangan yang kubuat pada dinding lorong kenikmatan tersebut, membuat air bah segera datang membanjirinya.

“Aaaagghhhhhh… oooooohhh… aaahhh…” terdengar rintihan Ibu Veronika dari mulutnya yang megap-megap setengah membuka.

Kemudian aku berdiri. Dengan tangan bertumpu ke atas kasur, kucoba mengarahkan ujung K0ntolku ke lubang meqi yang lumayan sempit yang tampak licin dan basah milik Ibu Veronika. Berhasil. Perlahan-lahan kuhujamkan batang kemaluanku ke dlm liang senggama itu. Tubuh Ibu Veronika berkejat- kejat dibuatnya merasakan nikmat penetrasi yang sedang kulakukan saat ini.

“Oooohhhh… uuuuccchhh…” tak ayal jeritan- jeritan mengalir dari mulutnya.

Akhirnya batang keperkasaanku amblas semua ke dlm liang gelap yang berdenyut-denyut milik Ibu Veronika diiringi dgn jeritannya. Kenikmatan ini kian bertambah menjadi- jadi setelah aku melakukan penetrasi lebih dlm dan intensif lagi. Gerakan memompa dari batang kejantananku di dlm kemaluan Ibu Veronika semakin kupercepat.

Terdengar suara kecipak-kecipak dan lenguhan kami berdua karena terlalu asyiknya kami bersenggama. Seiring dgn tangan yang kembali meremas- remas perbukitan indah yang menjulang tinggi di dada Ibu Veronika, batang kejantananku terus melakukan serangan- serangan yang tanpa henti di dlm lubang senggamanya yang bertambah kencang denyutan-denyutannya. Meqi memerah yang terus berdenyut-denyut dan amat licin akibat begitu membanjirnya cairan- cairan kenikmatan yang keluar dari dalamnya, terasa menjepit bnatang kejantananku.

Demikian sempitnya ruang gerak K0ntolku di dlm lorong gelap itu, menjadikan gesekan-gesekan yang terjadi begitu mengasyikkan. Ini merupakan sensasi sendiri bagiku yang merasakan batang keperkasaanku seperti merasa diurut-urut oleh seluruh permukaan dinding meqinya. Mulutku pun tak henti-hentinya menyuarakan desahan-desahan kenikmatan tanpa bisa dihalangi lagi.

“Oouuugghhhhh… Ndraaaa… mmmpphhhh…” Ibu Veronika mengerang-ngerang tdk karuan, sementara tubuhnya juga melonjak-lonjak dgn keras.

Sekuat tenaga kuhujam-hujam K0ntolku dgn lebih ganas lagi ke dlm liang senggamanya. Rasanya hampir habis tenaga dan nafasku dibuatnya. Tetapi nafsu birahi yang begitu menggelora tampaknya membuatku lupa pada kelelahanku itu. Ini dibuktikan dgn sodokan kejantananku yang berusaha menusuk sedalam-dalamnya. Bahkan berkali-kali ujung batang kejantananku sampai menyentuh pangkal liang tersebut, membuat Ibu Veronika menjerit keenakan.

“Ndraaaa… Ndraaaa… Aku… mau… keluar…” Ibu Veronika melenguh kencang.

Ia merasakan sudah tdk bisa menahan klimaksnya lagi. Akan tetapi, aku belum merasakan klimaks sedikit pun. Langsung kutambah kecepatan genjotan-genjotan batang kejantananku di dlm liang senggamanya. Begitu buasnya sodokan-sodokanku itu, membuat tubuh Ibu Veronika bergoyang-goyang hebat, dia merintih… merintih… dan merintih.

Akhirnya saat yang diharapkan itu tercapai. Aku melenguh panjang merasakan spermaku muncrat, menyusul Ibu Veronika yang sudah terlebih dahulu memperoleh orgasmenya. Begitu nikmatnya orgasme yang kurasakan itu sehingga membuat laharku bagaikan air bah menerjang masuk ke dlm liang senggama Ibu Veronika. Kami berdua mengejang kencang saat titik-titik puncak itu tercapai. Tapi  kenapa batang kejantananku tdk mau istirahat, dan masih terlihat perkasa. Dengan segera aku berlutut di atas ranjang. Kuminta Ibu Veronika untuk berlutut juga membelakangiku dgn tangan bertumpu di kasur, jadi dlm posisi doggy style.

Kemudian Veronika kudorong sedikit ke depan, sehingga pantatnya agak naik ke atas, yang lebih memudahkan batang kejantananku untuk melakukan penetrasi ke dlm lubang senggamanya. Setelah itu langsung kusodok kemaluan yang sekarang sudah terlihat agak merekah itu dgn batang keperkasaanku dari belakang. Tubuh Ibu Veronika terhenyak hingga hampir terjungkal ke depan akibat kerasnya sodokanku itu, sementara mulutnya menjerit keenakan. Dlm sekejap, senjata-ku itu seluruhnya ditelan oleh meqi itu dan langsung menjepitnya.

Jepitan meqi Ibu Veronika yang berdenyut-denyut menambah gairah birahiku yang memang sudah menggelora. Dengan cepat, kutarik kejantananku sampai hampir keluar dari dlm liang senggamanya, lalu kutusukkan kembali dgn cepat. Kemudian kutarik dan kusodok lagi, seterusnya berulang- ulang tanpa henti. Doronganku yang keras ditambah dgn sensasi kenikmatan yang luar biasa membuat Ibu Veronika beberapa kali nyaris terjerembab.

Namun itu tdk menjadi masalah sama sekali. Bahkan sebaliknya, membuat permainan kami berdua menjadi kian panas. Lalu,

“Ooocchh… uh… uh… uh…” nafasku terengah-engah.

Kurasakan sekujur tubuhku mulai kehabisan tenaga. Tenagaku sudah begitu terkuras, tetapi aku belum mau berputus asa. Kucoba mengeluarkan sisa-sisa tenaga yang masih ada semampuku. Dengan sedikit mengejang, kugenjot batang kejantananku kembali ke dlm luabng kenikmatannya sekuat-kuatnya. Ibu Veronika pun tdk mau kalah, dia maju-mundurkan tubuhnya dgn ganasnya.

Akhirnya, Ibu Veronika melenguh panjang, muncratlah lahar-nya, disusul beberapa detik kemudian oleh kemaluanku. Lalu secepat kilat kukeluarkan K0ntolku dari dlm lubang kenikmatan Ibu Veronika dan langsung jatuh terkapar di kasur. Lalu, Ibu Veronika langsung meraih batang kejantananku itu dan dimasukkan ke dlm mulutnya. Ibu Veronika mengocok k0ntolku itu di dlm mulutnya yang memang agak kecil.

Namun Ibu Veronika berhasil melumat batang keperkasaanku dgn nikmatnya. Gesekan-gesekan yang terjadi antara kulit kemaluanku yang sensitif dgn mulut Ibu Veronika yang basah dan licin ditambah dgn gigitan-gigitan kecil yang dilakukan oleh giginya yang putih karena pakai “Smile-Up Man”, membuat aku tdk dapat menahan diri lagi. Muncratan-muncratan lahar kenikmatan yang keluar begitu banyaknya dari batang keperkasaanku langsung ditelan seluruhnya, hampir tanpa sisa oleh Ibu Veronika. Sebagian meleleh keluar dari mulutnya dan jatuh membasahi kasur. Belum puas sampai disitu, ia masih menjilati sekujur batang kejantananku sampai bersih total seperti sediakala.

Bukan main! Lalu kami berdua tergeltak di atas tempat tidur dgn tubuh telanjang yang dibasahi oleh keringat dan lahar kami. Kemudian aku tertidur. Tiba-tiba,

“Aaauuuwww..,” kepalaku sakit sekali, terus aku terbangun tetapi samar-samar aku melihat tiga orang sudah berada di sekelilingku. Semuanya memakai seragam putih-putih. Satu cowok dan dua cewek. Setelah itu penglihatanku mulai jelas, dan benar dugaanku, aku sekarang berada di rumah sakit. Tapi bagaimana bisa..? Terus apa yang kulakukan tadi itu gimana..?

TAMAT

Oh iya jangan lewatkan  dsini kami juga menyediakan Beberapa Cerita Dewasa Yang Hot Lainnya  Silahkan di klik ya Bagi peminat Cerita Dewasa  Dan untuk Pminat Film Bokep Klik DIsini :  Download Video Bokep!
Cerita Dewasa - Awalnya Kenak Rajia Malah Ngentod Dengan Polwan Cantik Banget Cerita Dewasa - Awalnya Kenak Rajia Malah Ngentod Dengan Polwan Cantik Banget Reviewed by Swgacor on December 29, 2017 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.